Sudah hampir setahun saya tinggal
satu rumah kontrakan dengan teman lama kampus sekaligus teman di kantor lama.
Dan hanya di awal saja hubungan pertemanan kami bisa dikatakan baik-baik saja
bahkan kompak. Tapi oleh karena pergeseran karakter yang berawal dari saya seorang
yang cukup perfeksionis dalam hal kebersihan dan kerapihan rumah bersama kami
tersebut.
Awal kami mendiami rumah itu saya
usulkan untuk membuat jadwal piket kebersihan rumah dan sudah sama2 setuju tapi
tidak semua bisa melaksanakannya dengan baik. Yah, jujur saya cukup kecewa
setelah beberapa kali piket tidak dikerjakan setiap harinya dan saya mencoba sampaikan
kekecewaan saya tersebut. Tapi mungkin salah satu teman satu rumah kontrakan
kami ini tidak terbiasa ditegur atau tidak suka ditegur, saya juga tidak
mengerti.
Karena setelah itu perlakuannya
terhadap saya menjadi kurang enak dan lebih sering mendiamkan saya. Saya mencoba
mengkoreksi diri dan mencoba untuk bertanya padanya apa kira-kira salah saya
padanya sehingga dia mendiamkan saya. Dan saya juga meminta maaf padanya kalau
mungkin saya tidak sadar ada kata-kata saya yang menyakitkan hatinya. Tapi dia
diam saja.
Sungguh teramat sedih
diperlakukan seperti itu walau saya sudah minta maaf. Kemudian saya pun
membawanya kepada Tuhan. Saya ceritakan masalah hati saya itu secara detail dan
tanpa kusadari air mataku pun terjatuh tapi setelah itu terasa lega. Seakan-akan
Tuhan berkata kepadaku, kamu sudah melakukan hal yang benar, sudah meminta maaf
kepada teman 1 kost mu itu, masalah dia mau memaafkan atau tidak itu
belakangan, tunjukkanlah yang Terbaik untuknya. Hati saya sangat lega setelah
bercerita pada TUHAN. Dan sejak dari itu, saya pun berusaha selalu untuk tetap
menjalin komunikasi dengannya walau masih sering diabaikan, saya coba untuk
selalu tersenyum sambil mengingat apa kata Tuhan pada saya.
Menjalani kehidupan memang tidak
semudah membalikkan telapak tangan, ada proses yang luar biasa yang harus kita
jalani. Ketika kita lelah, lemah, hilang arah, daya serta kekuatan dan cara
kita sendiri, kita akan menjumpai jalan buntu. Datang pada TUHAN, menangis
dihadapan TUHAN. Ceritakan semua hal yang menyesakkan hati dan jiwa kita. Berserah
dan berharap pada TUHAn sepenuhnya. Izinkan Tuhan mengganti kelemahan dan
kelelahan kita dengan kekuatanNya sempurna. Ia adalah Tuhan yang baik dan tahu
yang terbaik bagi kita.