Tampilkan postingan dengan label Bersyukur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bersyukur. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Mei 2021

PENGALAMAN BERJUANG MELAWAN COVID-19

Mendengar kabar kematian bung Birgaldo Sinaga, seketika jantungku serasa berhenti sejenak, aku merenung dan mengingat kembali bagaimana saya dan istri di bulan maret lalu berjuang untuk bisa melewati ganasnya virus ini, bagaimana sadisnya dan bringasnya si covid ini meremukkan imunitas kita. Pelan pelan tapi pasti ia akan menyakiti tanpa ampun, dan melemahkan tubuh kita sampai lunglai. Ia juga membuat kita tak berdaya sehingga hidup kita seolah olah tinggal menghitung hari. Tak ada ketenangan, kegelisahan menghantui bahkan menghirup oksigen gratis pun kita dibuat kesusahan. Terkadang menghirup oksigen yang berbayarpun dibuatnya sakit dan menyesakkan. Masihkah kalian bicara covid itu tidak ada?


Masihkah engkau berkata covid itu tidak apa-apa?

Atau masihkah kau belum percaya bahwa Covid 19 itu nyata dan cukup berbahaya?

Heiii... Kawanku, sudah banyak kami merasakannya, sudah banyak kami jadi korbannya, kami berharap cukuplah kami saja yang mengalaminya. Kena covid itu berat dan menyakitkan kawan, kau sakit tak bisa dijenguk, kau meringis kesakitan tak ada yang dengar, kecuali mungkin nyamuk yang ada di ruang isolasimu. Jadi kawan kawan, janganlah kau abai, jangan culas dan jangan sok kebal. Kawan banyak juga lo pendrita mengalami kehilangan indra penciuman untung aja indra penglihatannya ga juga hilang, coba klo itutan ilang susahkan membedakan mana taik mana kue tawa. 

Jadi kawan kawan semua,cena covid 19 itu berat cukuplah kami saja mengalaminya. 


Tetaplah kita jaga kesehatan dan jangan lupa Prokesnya. 

Salam sehat untuk kita semua


Dari kami

Yang mengasihi kalian semua






Jumat, 23 Oktober 2015

Tidak Semudah Membalikkan Telapak Tangan



Sudah hampir setahun saya tinggal satu rumah kontrakan dengan teman lama kampus sekaligus teman di kantor lama. Dan hanya di awal saja hubungan pertemanan kami bisa dikatakan baik-baik saja bahkan kompak. Tapi oleh karena pergeseran karakter yang berawal dari saya seorang yang cukup perfeksionis dalam hal kebersihan dan kerapihan rumah bersama kami tersebut. 

Awal kami mendiami rumah itu saya usulkan untuk membuat jadwal piket kebersihan rumah dan sudah sama2 setuju tapi tidak semua bisa melaksanakannya dengan baik. Yah, jujur saya cukup kecewa setelah beberapa kali piket tidak dikerjakan setiap harinya dan saya mencoba sampaikan kekecewaan saya tersebut. Tapi mungkin salah satu teman satu rumah kontrakan kami ini tidak terbiasa ditegur atau tidak suka ditegur, saya juga tidak mengerti. 

Karena setelah itu perlakuannya terhadap saya menjadi kurang enak dan lebih sering mendiamkan saya. Saya mencoba mengkoreksi diri dan mencoba untuk bertanya padanya apa kira-kira salah saya padanya sehingga dia mendiamkan saya. Dan saya juga meminta maaf padanya kalau mungkin saya tidak sadar ada kata-kata saya yang menyakitkan hatinya. Tapi dia diam saja.

Sungguh teramat sedih diperlakukan seperti itu walau saya sudah minta maaf. Kemudian saya pun membawanya kepada Tuhan. Saya ceritakan masalah hati saya itu secara detail dan tanpa kusadari air mataku pun terjatuh tapi setelah itu terasa lega. Seakan-akan Tuhan berkata kepadaku, kamu sudah melakukan hal yang benar, sudah meminta maaf kepada teman 1 kost mu itu, masalah dia mau memaafkan atau tidak itu belakangan, tunjukkanlah yang Terbaik untuknya. Hati saya sangat lega setelah bercerita pada TUHAN. Dan sejak dari itu, saya pun berusaha selalu untuk tetap menjalin komunikasi dengannya walau masih sering diabaikan, saya coba untuk selalu tersenyum sambil mengingat apa kata Tuhan pada saya. 

Menjalani kehidupan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, ada proses yang luar biasa yang harus kita jalani. Ketika kita lelah, lemah, hilang arah, daya serta kekuatan dan cara kita sendiri, kita akan menjumpai jalan buntu. Datang pada TUHAN, menangis dihadapan TUHAN. Ceritakan semua hal yang menyesakkan hati dan jiwa kita. Berserah dan berharap pada TUHAn sepenuhnya. Izinkan Tuhan mengganti kelemahan dan kelelahan kita dengan kekuatanNya sempurna. Ia adalah Tuhan yang baik dan tahu yang terbaik bagi kita.

Rabu, 10 Juli 2013

Bersyukur Karena Tidak Semua Doaku Dikabulkan

Sahabat...                                                               

Banyak orang yang terpuruk dalam kesedihan yang panjang karena kegagalan, 

karena keinginan dan doa-doanya tidak terkabul.                           

 

Bahkan ada yang sampai bunuh diri karena kegagalan tersebut dirasakan     

sebagai kegetiran hidup yang sudah tidak kuat untuk dihadapi sehingga     

lompat dari gedung yang tinggi, narkoba, mabok-mabokan dsb.               

 

Anda pernah sedih yang luar biasa karena anda gagal menggapai impian Anda 

dan merasa do'a-doa Anda tidak dikabulkan Tuhan?                         

 

Bisa jadi Tuhan sayang dengan Anda dan Tuhan mempunyai rencana lain. Tapi 

kita tidak tahu rencana Tuhan sampai kita mengetahuinya...                 

 

Berikut ini kisah Frank Slazak yang bisa diambil sebagai pelajaran:       

Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang

ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak 

memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot.                             

 

Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung Putih mengumumkan mencari warga     

biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan

warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari

itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku     

berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku 

terkabulkan. Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku.

 

Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat 

NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu 

dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu 

kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot 

khusus di Kennedy Space Center                                           

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian   

dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji   

klaustrofobi , latihan ketangkasan , percobaan mabuk udara. Siapakah di   

antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ?                         

 

Aku sangat yakin bahwa akulah yang akan terpilih. " Tuhan, biarlah diriku 

yang terpilih karena itu adalah anugerah yang terbesar dalam hiduku!" ,   

begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA       

memilih orang lain yaitu Christina McAufliffe.                           

 

Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya     

diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan 

semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang   

kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam ?                                 

 

Aku berpaling pada ayahku. Dan katanya: "Semua terjadi karena suatu       

alasan."                                                                 

 

Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat 

peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku

menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa 

saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? 73 detik         

kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku

saat Challanger meledak... dan menewaskan semua penumpang.               

 

Saat itulah aku menangis, dan perasaan kesal dan marah kepada Tuhan       

hilang...yang ada adalah perasaan yang sangat bahagia dan tersanjung...bahwa 

Tuhan benar-benar sayang kepada diriku.                                   

 

Aku teringat kata-kata ayahku: "Semua terjadi karena suatu alasan." Aku   

tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya 

karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku     

memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang....   

 

Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk   

bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.                 

 

Tuhan mengabulkan doa kita dengan 3 cara:                                 

1. Apabila Tuhan mengatakan YA. Maka kita akan mendapatkan apa yang kita 

minta.                                                                   

  2. Apabila Tuhan mengatakan TIDAK. Maka mungkin kita akan mendapatkan yang

lain yang lebih sesuai untuk kita.                                   

3. Apabila Tuhan mengatakan TUNGGU. Maka mungkin kita akan mendapatkan   

yang terbaik sesuai dengan kehendakNYA.